Rabu, 04 Desember 2024

Sebelum Berpidato di Depan Umum, Berikut Tahap-tahap yang Harus Dipersiapkan

PERSIAPAN PIDATO DI DEPAN UMUM: RINGKASAN POKOK


Ada delapan langkah yang diperlukan untuk menyiapkan suatu pidato di depan umum yang efektif. Anda mungkin tidak dengan mudah melangkah dari langkah 1 ke langkah 2 dan seterusnya hingga langkah 8. Akan tetapi, yang harus dilalui adalah sebagai berikut: langkah 1 ke langkah 2, kembali lagi ke langkah 1, ke langkah 3, kembali lagi ke langkah 2, dan seterusnya. Sebagai contoh, setelah Anda memilih topik dan tujuan (langkah 1), mungkin Anda beralih ke langkah 2 dan menganalisis khalayak Anda. Berdasarkan analisis ini, bisa saja Anda ingin kembali dan memodifikasi topik dan tujuannya, salah satu atau keduanya. Demikian juga, setelah Anda meneliti topiknya (langkah 3), mungkin Anda mendapati bahwa Anda memerlukan informasi tambahan mengenai khalayak sasaran dan harus kembali ke langkah 2.

Berikut ini disajikan kedelapan langkah tersebut untuk mendapatkan kerangka lengkap mengenai persiapan pidato. Pada unit-unit berikutnya langkah-langkah ini akan dikupas lebih lanjut disertai dengan berbagai contoh untuk memperjelas prosesnya.


 1. Memilih Topik dan Tujuan

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memilih topik yang akan Anda sajikan dan tujuan umum maupun tujuan khususnya yang ingin Anda capai.

Topik. Pilihlah suatu topik yang cukup bernilai dan menarik bagi khalayak sasaran. jika pidato awal harus bersifat persuasif, maka akan lebih baik jika topiknya disepakati oleh Anda dan khalayak sasaran anda. Tujuan Anda lebih pada memperkuat sikap daripada mengubah sikap yang ada pada mereka. Cari lain adalah anda memilih topik yang bersifat netral bagi mereka. Tujuan Anda di sini adalah membujuk mereka agar merasa positif atau negatif. 

Pastikan bahwa topik yang Anda sajikan cukup tajam dan spesifik sehingga lebih mudah dikendalikan. Jangan mencakup berbagai hal yang terlalu banyak. Topik yang cukup sempit dan mendalam lebih baik daripada topik yang terlalu luas.

Tujuan.  Berbicara di depan umum memiliki dua tujuan, yaitu tujuan informatif dan tujuan persuasif. Pidato yang bersifat informatif berusaha untuk menciptakan pemahaman (sifatnya memberikan penjelasan, mempertegas, mengoreksi kesalahpahaman, mendemonstrasikan cara kerja,atau menjelaskan bagaimana terjadinya suatu hal. Dalam pidato semacam ini, kita akan sangat menekankan pada bahan-bahan yang sifatnya memperkuat) contoh- contoh, ilustrasi, definisi, kesaksian, visualisasi, dan sejenisnya.

Sebaliknya, pidato yang bersifat persuasif berusaha untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Pidato semacam ini bisa dimaksudkan untuk menguatkan sikap yang sudah ada atau mengubah keyakinan para khalayak, atau dimaksudkan agar khalayak melakukan sesuatu. Pada pidato yang bersifat persuasi, kita akan lebih menekankan pada bahan-bahan yang menyajikan bukti-bukti (misalnya saja, pendapat, fakta, dan himbauan psikologis). Tentunya pidato persuasif juga mengetengahkan sajian yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat, dan imbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasifnya.

Mempertajam Topik. Baik tujuan informatif maupun persuasif, topik yang Anda sajikan harus mempunyai tujuan yang spesifik dan tajam. Jika tujuan spesifik Anda cukup tajam, maka Anda bisa menyajikan dari topik yang cakupannya relatif sempit tetapi mendalam.

Pilihlah beberapa isu pokok dari topik tersebut kemudian berikan ilustrasi, penjelasan, uraian, dan perkuat isu tersebut dengan berbagai cara. Jadi, misalnya saja, janganlah mencoba menyajikan informasi kepada khalayak tentang sebab-sebab peperangan (topik ini terlalu luas). Akan tetapi, sajikanlah sebab-sebab untuk perang tertentu atau satu sebab yang terjadi pada beberapa peperangan. Jangan berusaha untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang sifat-sifat obat. Sekali lagi topik semacam ini terlalu luas. Tetapi, pilihlah satu jenis obat, kemudian berikan penjelasan, misalnya saja mengenai struktur dan berbagai akibatnya.


2. Analisis Khalayak

Jika Anda bermaksud memberikan informasi atau mempengaruhi khalayak, maka Anda harus mengetahui siapa mereka. Apa yang mereka sudah ketahui? Apa yang kira-kira mereka ingin ketahui? Pendapat, sikap. Dan keyakinan apa yang sekarang mereka miliki? Di mana posisi mereka pada masalah yang akan Anda sajikan? Tegasnya, Anda harus memperhatikan beberapa variabel berikut.

Umur. Berapa usia rata-rata para khalayak? Seberapa heterogen usia mereka? Apakah mereka terdiri dari beberapa kelompok umur yang diperlakukan secara berbeda? Apakah usia rata-rata mereka memberikan pembatasan pada topiknya? Pada bahasa yang sebaiknya digunakan? Pada contoh-contoh dan ilustrasi yang harus dipilih?

Jenis Kelamin. Apakah para khalayak didominasi oleh jenis kelamin tertentu? Apakah pria atau wanita akan memandang topiknya secara berbeda? Jika demikian, dari segi apa? Apakah pria atau wanita memiliki perbedaan dalam hal latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan mengenai topik tersebut? Bagaimana hal ini akan mempengaruhi cara penyajian topiknya?

Faktor Budaya. Apakah khalayak terdiri dari kelompok etnis dan suku tertentu? Apa implikasinya terhadap topiknya? Terhadap tujuannya? Terhadap metode penyajiannya? Apakah pengalaman, latar belakang, dan pengetahuan beberapa kelompok tersebut berbeda-beda sehingga Anda perlu menyesuaikan kerangka pidato Anda? Apakah khalayak akan memandang Anda sama dengan mereka atau menganggap Anda sebagai orang luar (sebagai seorang berada di luar kultur mereka) lalu, apa implikasinya?

Pekerjaan, Pendapatan, dan Status. Apakah pekerjaan para khalayak pada umumnya? Bagaimana pekerjaan mereka ini mempengaruhi penyajian Anda? Apakah pendapatan mereka memiliki implikasi terhadap topik yang dipilih, atau terhadap cara penyajiannya? Apakah status mereka pada umumnya – Apakah hal ini mempengaruhi cara penyajian Anda?

Agama. Apa agama yang umumnya dipeluk oleh para khalayak? Apa implikasinya terhadap materi pidato Anda? Apa kekuatan dari keyakinan mereka?bagaimana kira-kira hal ini jika dikaitkan dengan topiknya?

Peristiwa. Apakah ini merupakan peristiwa khusus? Apakah peristiwa ini memberikan pembatasan mengenai materi yang Anda anggap cocok? Apakah ada implikasi dari peristiwa ini terhadap cara penyiapan dan cara penyajiannya?

Konteks. Apakah konteksnya akan mempengaruhi apa yang akan dibahas atau cara menyajikan materinya? Apakah konteksnya memberikan pembatasan tertentu? Adakah alat bantu untuk memperagakan gambar-gambar? Apakah tersedia papan tulis? Apakah penerangan di ruangan cukup? Apakah tempat duduk cukup untuk mereka yang akan hadir? Adakah disediakan podium? Apakah diperlukan pengeras suara?

Faktor-faktor lain. Apa faktor lain yang mempengaruhi cara Anda menyiapkan atau menyajikan materinya? Apakah status perkawinan relevan dalam hal ini? Apakah para khalayak mempunyai minta tertentu yang perlu digarisbawahi dalam penyajian materinya?


3. Penelitian Topik

Jika suatu pidato harus bermutu, dan jika Anda dan khalayak harus memperoleh manfaat dari materi pidato itu, maka Anda harus melakukan penelitian mengenai topiknya. Pertama, bacalah beberapa sumber (artikel, ensiklopedia, atau artikel umum di jurnal atau majalah). Anda harus mengacu pada beberapa referensi dalam artikel atau mencari beberapa buku mengenai topik tersebut di katalog perpustakaan.  Barangkali Anda juga harus berkonsultasi sekali atau lebih dengan literatur periodik yang diterbitkan beberapa artikel di jurnal, majalah, atau surat kabar. Untuk beberapa topik tertentu, Anda perlu berkonsultasi secara individual. Dosen, politikus, dokter, atau pakar lainnya yang mempunyai informasi penting yang diperlukan.


4. Rumuskan Tesis Anda dan Identifikasi Masalah Pokoknya

Tesis dan pidato Anda merupakan isi pokok penyajian Anda. Isis pokok itulah yang Anda harapkan dapat diketahui oleh khalayak. Jika isi pokoknya bersifat informatif, maka tesis Anda harus merupakan ide pokok yang harus dipahami oleh khalayak- misalnya, darah manusia terdiri dari empat unsur, atau pidato dapat disajikan menurut empat cara umum.

Jika pidato Anda bersifat persuasif, maka tesis Anda harus merupakan usulan Anda yang harus dapat diterima oleh khalayak- misalnya, kita membeli merek X, atau Kita harus menyokong dana atletik kampus.


5. Dukunglah gagasan pokoknya

Sekarang Anda telah menentukan tesis dan beberapa gagasan pokonya dan tugas Anda berikutnya adalah mendukung setiap gagasan pokok tersebut. Berikanlah perhatian untuk memberi tahu khalayak apa yang perlu mereka ketahui tentang plasma dan sel darap putih (Contoh). Atau dalam pidato yang bersifat persuasif misalnya, yakinlah mereka bahwa barang merek X pada kenyataannya tahan lama dan memberikan fungsi yang lebih baik.

Pada pembicaraan yang bersifat informatif, dukungan Anda selalu bersifat memperkuat (menguraikan, memberikan ilustrasi, mendefinisikan, memberi contoh-contoh) berbagai konsep yang sedang dibicarakan. Pada pembicaraan yang bersifat persuasif dukungan Anda harus berupa bukti, dan penampilan yang memotivasi, dan segala sesuatu yang menimbulkan kepercayaan dan reputasi pada pembicaranya. Pada umumnya, kita mendukung gagasan pokok dengan memberikan alasan dengan contoh yang spesifik, dengan prinsip-prinsip umum, dengan menggunakan analogi, dan dengan menunjukkan sebab akibat.


6. Organisasikan Bahan Pembicaraan

Agar para khalayak memehami dan mengingat apa yang Anda bicarakan maka Anda harus mengorganisasikan bahan-bahan yang akan disajikan (Whitman & Timmis, 1975) berikut disajikan tiga pola yang bisa digunakan dalam mengorganisasikan kerangka suatu pembicaraan (Boyd & Renz, 1985).

Pola Temporal. Cara yang populer dalam mengorganisasi pembicaraan yang bersifat informatif adalah menyusun pokok-pokok bahasan berdasarkan hubungan temporal. Pada umumnya, apabila pola ini digunakan maka pembicaraanakan dibagi ke dalam dua atau tiga bagian. Anda bisa mengawalinya dengan masa lalu kemudian diikuti dengan kondisi saat ini atau yang akan datang atau mulai dengan kondisi sekarang atau masa yang akan datang kemudian kembali ke masa lalu. Suatu pembicaraan mengenai perkembangan cara bicara dan bahasa pada anak-anak bisa diorganisasi menurut pola temporal. Pokok bahasanya bisa disusunsebagai berikut:

I.                 Ocehan adalah tahapan yang pertama

II.               Lalasi adalah tahapan yang kedua

III.             Echolalia adalah tahap yang ketiga

IV.             Komunikasi adalah tahap yang keempat.

Pola Pemecahan Masalah. Pola yang sering digunakan dalam pembicaraan yang bersifat persuasif adalah menyajikan beberapa ide pokok dalam bentuk pemecahan masalah. Pembicaraan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian berbicara tentang permasalahannya dan bagian kedua berbicara tentang pemecahannya. Misalnya saja kita sedang berusaha untuk mempengaruhi khalayak bahwa para guru harus diberi gaji yang lebih tinggi dan kenaikan berbagai tunjangan. Dalam hal ini pola pemacahan masalah akan lebih sesuai. Misalnya Anda pertama-tama akan mengatakan adanya permasalahan pendidikan akhir-akhir ini: Banyak perusahaan merekrut lulusan yang bermutu dari perguruan tinggi terkemuka, banyak guru meninggalkan profesinya setelah dua atau tiga tahun, dan kegiatan mengajar akhirnya dianggap sebagai pekerjaan kelas dua. Pada bagian kedua dari pembicaraan, Anda mungkin mempertimbangkan beberapa saran pemecahan yang mungkin. Gaji guru harus bersaing dengan gaji yang ditawarkan di sektor industri, tunjangan yang diberikan kepada guru harus cukup menarik dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh sektor industri, dan status profesi mengajar harus ditingkatkan.

I.                 Ada tiga masalah yang dihadapi di bidang pendidikan

A.     Industri menawarkan imbalan yang menarik kepada lulusan terbaik.

B.     Banyak guru bermutu yang meninggalkan bidang pekerjaan mereka setelah dua atau tiga tahun.

C.     Mengajar sekarang merupakan pekerjaan kelas dua.

II.               Ada dua pemecahan pokok dalam menghadapi masalah ini.

A.     Gaji guru harus dinaikkan.

B.     Tunjangan bagi para guru harus menarik.

C.     Status profesi mengajar harus ditingkatkan.

Pola Topik. Barangkali pola yang paling populer dalam mengorganisasi adalah pola topik, yang membagi pembicaraan ke dalam beberapa topik pokok. Misalnya saja, pembagian pemerintahan akan lebih cocok jika disajikan dalam pola topik:

I.                 Kekuasaan legislatif dikendalikan oleh DPR.

II.               Kekuasaan eksekutif dikendalikan oleh Presiden.

III.              Kekuasaan yudikatif dikendalikan oleh Mahkamah Agung.

Berbagai topik mengenai masalah lulusan universitas, kegiatan studi loiteratur, dan agama di dunia, merupakan contoh yang sebaiknya diorganisasi menurut pola topik. Setiap topik dibagi menjadi beberapa subtopik atau bagian yang masing-masing sama pentingnya.


7. Kalimat dalam Pidato

Bahasa dan kalimat yang disampaikan untuk menyajikan gagasan pokok Anda, termasuk juga bahan-bahan pendukungnya, harus dengan mudah dipahami oleh para khalayak. Mereka hanya mendengarkan pembicaraan Anda sekali saja, sehingga susunlah kalimat sederhana yang mudah dicerna. Jangan membuat bingung khalayak, meskipun yang Anda sampaikan cukup rumit, sajikanlah sederhana mungkin sehingga mudah dimengerti.

Gunakanlah kata-kata yang sederhana daripada yang rumit, dan jelas daripada yang samar. Gunakanlah bahasa yang personal dan informal daripada menggunakan yang formal. Kalimat yang digunakan sebaiknya yang sederhana dan aktif daripada menggunakan kalimat yang rumit dan pasif.

Berhati-hatilah agar jangan sampai menyinggung khalayak. Perlu diingat bahwa tidak semua dokter itu pria, dan tidak semua sekretaris itu wanita. Tidak semua orang berkeluarga atau ingin menikah. Tidak semua orang menyukai orang tua, anak-anak, dan binatang peliharaan.


8. Susunlah Kesimpulan dan Introduksi

Suatu pembicaraan pidato, atau presentasi, sama saja halnya dengan penyajian tertulis yang harus diawali dengan introduksi, dilanjutkan dengan isinya dan diakhiri dengan kesimpulan. Berikut adalah beberapa saran untuk mengembangkan kesimpulan dan introduksi.

Kesimpulan. Kesimpulan suatu pembicaraan sangat penting, karena dengan kesimpulan itu pendengar akan mengingat dengan jelas apa yang baru diketahuinya. Kesimpulan sering kali akan menentukan citra Anda dan apa yang dipahami oleh pendengar.

Pada kesimpulan (1) berikanlah beberpa ringkasan yang penting dari isi pembicaran, barangkali berupa gagasan pokok atau mungkin hanya sekadar ide dasar yang Anda sampaikan, dan (2) sajikan sari dari pembicaraan Anda secara singkat dan jelas.

Introduksi. Introduksi suatu pembicaraan, seperti halnya orang masuk kelas hari pertama atau orang pacaran untuk pertama kalinya. Tahap ini menentukan irama berikut yang akan diikuti dan harus memberikan kerangka bagi pendengarnya dan harus membantuk sikap positif mereka baik terhadap isi pembicaraan maupun pembicaranya.

Dengan menyajikan tahap introduksi, Anda akan mengendalikan seluruh pembicaarn di hadapan Anda dan akan bisa melihat unsur apa yang sebaiknya dimasukkan pada tahap introduksi. Pada tahap introduksi, lakukanlah dua hal. Pertama, tariklah perhatian para khalaya. Lakukan hal ini dengan menekankan pentingnya topik yang Anda sajikan, sampaikan suatu cerita relevan yang menarik, ambil beberapa fakta kecil atau statistik sederhana, atau gunakanlah beberapa peralatan yang sesuai yang dapat membantu menarik perhatian.

Kedua, berorientasilah pada pendengar. Berikan mereka sedikit gambaran mengenai apa yang akan Anda bicarakan.

 

Demikian merupakan tahap-tahap yang harus diperhatikan sebelum berpidato. Semoga Anda sukses dalam berpidato dan semoga artikel ini dapat membantu !

 

Sumber: A Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Tangerang Selatan: KARISMA Publishing Group.