PERSIAPAN PIDATO DI DEPAN UMUM: RINGKASAN POKOK
Ada delapan langkah yang diperlukan untuk menyiapkan suatu
pidato di depan umum yang efektif. Anda mungkin tidak dengan mudah melangkah dari
langkah 1 ke langkah 2 dan seterusnya hingga langkah 8. Akan tetapi, yang harus
dilalui adalah sebagai berikut: langkah 1 ke langkah 2, kembali lagi ke langkah
1, ke langkah 3, kembali lagi ke langkah 2, dan seterusnya. Sebagai contoh,
setelah Anda memilih topik dan tujuan (langkah 1), mungkin Anda beralih ke
langkah 2 dan menganalisis khalayak Anda. Berdasarkan analisis ini, bisa saja Anda
ingin kembali dan memodifikasi topik dan tujuannya, salah satu atau keduanya. Demikian
juga, setelah Anda meneliti topiknya (langkah 3), mungkin Anda mendapati bahwa Anda
memerlukan informasi tambahan mengenai khalayak sasaran dan harus kembali ke
langkah 2.
Berikut ini disajikan kedelapan langkah tersebut untuk
mendapatkan kerangka lengkap mengenai persiapan pidato. Pada unit-unit
berikutnya langkah-langkah ini akan dikupas lebih lanjut disertai dengan berbagai
contoh untuk memperjelas prosesnya.
1. Memilih Topik dan Tujuan
Langkah pertama yang harus Anda lakukan
adalah memilih topik yang akan Anda sajikan dan tujuan umum maupun tujuan
khususnya yang ingin Anda capai.
Topik. Pilihlah suatu topik yang cukup bernilai dan
menarik bagi khalayak sasaran. jika pidato awal harus bersifat persuasif, maka
akan lebih baik jika topiknya disepakati oleh Anda dan khalayak sasaran anda. Tujuan
Anda lebih pada memperkuat sikap daripada mengubah sikap yang ada pada mereka.
Cari lain adalah anda memilih topik yang bersifat netral bagi mereka. Tujuan
Anda di sini adalah membujuk mereka agar merasa positif atau negatif.
Pastikan bahwa topik yang Anda sajikan cukup tajam dan
spesifik sehingga lebih mudah dikendalikan. Jangan mencakup berbagai hal yang
terlalu banyak. Topik yang cukup sempit dan mendalam lebih baik daripada topik
yang terlalu luas.
Tujuan. Berbicara di depan umum memiliki dua tujuan, yaitu tujuan informatif dan tujuan persuasif. Pidato yang bersifat informatif berusaha untuk menciptakan pemahaman (sifatnya memberikan penjelasan, mempertegas, mengoreksi kesalahpahaman, mendemonstrasikan cara kerja,atau menjelaskan bagaimana terjadinya suatu hal. Dalam pidato semacam ini, kita akan sangat menekankan pada bahan-bahan yang sifatnya memperkuat) contoh- contoh, ilustrasi, definisi, kesaksian, visualisasi, dan sejenisnya.
Sebaliknya, pidato yang bersifat persuasif berusaha untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Pidato semacam ini bisa dimaksudkan untuk menguatkan sikap yang sudah ada atau mengubah keyakinan para khalayak, atau dimaksudkan agar khalayak melakukan sesuatu. Pada pidato yang bersifat persuasi, kita akan lebih menekankan pada bahan-bahan yang menyajikan bukti-bukti (misalnya saja, pendapat, fakta, dan himbauan psikologis). Tentunya pidato persuasif juga mengetengahkan sajian yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat, dan imbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasifnya.
Mempertajam Topik. Baik tujuan informatif
maupun persuasif, topik yang Anda sajikan harus mempunyai tujuan yang spesifik
dan tajam. Jika tujuan spesifik Anda cukup tajam, maka Anda bisa menyajikan
dari topik yang cakupannya relatif sempit tetapi mendalam.
Pilihlah beberapa isu pokok dari topik tersebut kemudian berikan ilustrasi, penjelasan, uraian, dan perkuat isu tersebut dengan berbagai cara. Jadi, misalnya saja, janganlah mencoba menyajikan informasi kepada khalayak tentang sebab-sebab peperangan (topik ini terlalu luas). Akan tetapi, sajikanlah sebab-sebab untuk perang tertentu atau satu sebab yang terjadi pada beberapa peperangan. Jangan berusaha untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang sifat-sifat obat. Sekali lagi topik semacam ini terlalu luas. Tetapi, pilihlah satu jenis obat, kemudian berikan penjelasan, misalnya saja mengenai struktur dan berbagai akibatnya.
2. Analisis Khalayak
Jika Anda bermaksud memberikan informasi atau mempengaruhi
khalayak, maka Anda harus mengetahui siapa mereka. Apa yang mereka sudah
ketahui? Apa yang kira-kira mereka ingin ketahui? Pendapat, sikap. Dan keyakinan
apa yang sekarang mereka miliki? Di mana posisi mereka pada masalah yang akan Anda
sajikan? Tegasnya, Anda harus memperhatikan beberapa variabel berikut.
Umur. Berapa usia rata-rata para khalayak? Seberapa heterogen
usia mereka? Apakah mereka terdiri dari beberapa kelompok umur yang diperlakukan
secara berbeda? Apakah usia rata-rata mereka memberikan pembatasan pada
topiknya? Pada bahasa yang sebaiknya digunakan? Pada contoh-contoh dan ilustrasi
yang harus dipilih?
Jenis Kelamin. Apakah para khalayak didominasi oleh jenis kelamin
tertentu? Apakah pria atau wanita akan memandang topiknya secara berbeda? Jika demikian,
dari segi apa? Apakah pria atau wanita memiliki perbedaan dalam hal latar
belakang, pengalaman, dan pengetahuan mengenai topik tersebut? Bagaimana hal
ini akan mempengaruhi cara penyajian topiknya?
Faktor Budaya. Apakah khalayak terdiri dari kelompok etnis dan suku tertentu? Apa
implikasinya terhadap topiknya? Terhadap tujuannya? Terhadap metode penyajiannya?
Apakah pengalaman, latar belakang, dan pengetahuan beberapa kelompok tersebut
berbeda-beda sehingga Anda perlu menyesuaikan kerangka pidato Anda? Apakah khalayak
akan memandang Anda sama dengan mereka atau menganggap Anda sebagai orang luar
(sebagai seorang berada di luar kultur mereka) lalu, apa implikasinya?
Pekerjaan, Pendapatan, dan Status. Apakah pekerjaan para khalayak pada umumnya? Bagaimana pekerjaan mereka ini mempengaruhi penyajian Anda? Apakah pendapatan mereka memiliki implikasi terhadap topik yang dipilih, atau terhadap cara penyajiannya? Apakah status mereka pada umumnya – Apakah hal ini mempengaruhi cara penyajian Anda?
Agama. Apa agama yang umumnya dipeluk oleh para
khalayak? Apa implikasinya terhadap materi pidato Anda? Apa kekuatan dari
keyakinan mereka?bagaimana kira-kira hal ini jika dikaitkan dengan topiknya?
Peristiwa. Apakah ini merupakan peristiwa
khusus? Apakah peristiwa ini memberikan pembatasan mengenai materi yang Anda anggap
cocok? Apakah ada implikasi dari peristiwa ini terhadap cara penyiapan dan cara
penyajiannya?
Konteks. Apakah konteksnya akan mempengaruhi
apa yang akan dibahas atau cara menyajikan materinya? Apakah konteksnya
memberikan pembatasan tertentu? Adakah alat bantu untuk memperagakan
gambar-gambar? Apakah tersedia papan tulis? Apakah penerangan di ruangan cukup?
Apakah tempat duduk cukup untuk mereka yang akan hadir? Adakah disediakan
podium? Apakah diperlukan pengeras suara?
Faktor-faktor lain. Apa faktor lain yang mempengaruhi cara Anda menyiapkan atau menyajikan materinya? Apakah status perkawinan relevan dalam hal ini? Apakah para khalayak mempunyai minta tertentu yang perlu digarisbawahi dalam penyajian materinya?
3. Penelitian Topik
Jika suatu pidato harus bermutu, dan jika Anda dan khalayak harus
memperoleh manfaat dari materi pidato itu, maka Anda harus melakukan penelitian
mengenai topiknya. Pertama, bacalah beberapa sumber (artikel, ensiklopedia,
atau artikel umum di jurnal atau majalah). Anda harus mengacu pada beberapa
referensi dalam artikel atau mencari beberapa buku mengenai topik tersebut di
katalog perpustakaan. Barangkali Anda juga
harus berkonsultasi sekali atau lebih dengan literatur periodik yang
diterbitkan beberapa artikel di jurnal, majalah, atau surat kabar. Untuk beberapa
topik tertentu, Anda perlu berkonsultasi secara individual. Dosen, politikus,
dokter, atau pakar lainnya yang mempunyai informasi penting yang diperlukan.
4. Rumuskan Tesis Anda dan Identifikasi Masalah Pokoknya
Tesis dan pidato Anda merupakan isi pokok penyajian Anda. Isis pokok
itulah yang Anda harapkan dapat diketahui oleh khalayak. Jika isi pokoknya
bersifat informatif, maka tesis Anda harus merupakan ide pokok yang harus
dipahami oleh khalayak- misalnya, darah manusia terdiri dari empat unsur, atau
pidato dapat disajikan menurut empat cara umum.
Jika pidato Anda bersifat persuasif, maka tesis Anda harus merupakan usulan Anda yang harus dapat diterima oleh khalayak- misalnya, kita membeli merek X, atau Kita harus menyokong dana atletik kampus.
5. Dukunglah gagasan pokoknya
Sekarang Anda telah menentukan tesis dan beberapa gagasan pokonya dan tugas
Anda berikutnya adalah mendukung setiap gagasan pokok tersebut. Berikanlah perhatian
untuk memberi tahu khalayak apa yang perlu mereka ketahui tentang plasma dan
sel darap putih (Contoh). Atau dalam pidato yang bersifat persuasif misalnya,
yakinlah mereka bahwa barang merek X pada kenyataannya tahan lama dan memberikan
fungsi yang lebih baik.
Pada pembicaraan yang bersifat informatif, dukungan Anda selalu bersifat memperkuat (menguraikan, memberikan ilustrasi, mendefinisikan, memberi contoh-contoh) berbagai konsep yang sedang dibicarakan. Pada pembicaraan yang bersifat persuasif dukungan Anda harus berupa bukti, dan penampilan yang memotivasi, dan segala sesuatu yang menimbulkan kepercayaan dan reputasi pada pembicaranya. Pada umumnya, kita mendukung gagasan pokok dengan memberikan alasan dengan contoh yang spesifik, dengan prinsip-prinsip umum, dengan menggunakan analogi, dan dengan menunjukkan sebab akibat.
6. Organisasikan Bahan Pembicaraan
Agar para khalayak memehami dan mengingat apa yang Anda bicarakan maka Anda
harus mengorganisasikan bahan-bahan yang akan disajikan (Whitman & Timmis,
1975) berikut disajikan tiga pola yang bisa digunakan dalam mengorganisasikan kerangka
suatu pembicaraan (Boyd & Renz, 1985).
Pola Temporal. Cara yang populer dalam mengorganisasi pembicaraan yang
bersifat informatif adalah menyusun pokok-pokok bahasan berdasarkan hubungan
temporal. Pada umumnya, apabila pola ini digunakan maka pembicaraanakan dibagi
ke dalam dua atau tiga bagian. Anda bisa mengawalinya dengan masa lalu kemudian
diikuti dengan kondisi saat ini atau yang akan datang atau mulai dengan kondisi
sekarang atau masa yang akan datang kemudian kembali ke masa lalu. Suatu pembicaraan
mengenai perkembangan cara bicara dan bahasa pada anak-anak bisa diorganisasi
menurut pola temporal. Pokok bahasanya bisa disusunsebagai berikut:
I.
Ocehan adalah tahapan yang pertama
II.
Lalasi adalah tahapan yang kedua
III.
Echolalia adalah tahap yang ketiga
IV. Komunikasi adalah tahap yang keempat.
Pola
Pemecahan Masalah. Pola
yang sering digunakan dalam pembicaraan yang bersifat persuasif adalah
menyajikan beberapa ide pokok dalam bentuk pemecahan masalah. Pembicaraan dibagi
menjadi dua bagian. Satu bagian berbicara tentang permasalahannya dan bagian
kedua berbicara tentang pemecahannya. Misalnya saja kita sedang berusaha untuk
mempengaruhi khalayak bahwa para guru harus diberi gaji yang lebih tinggi dan
kenaikan berbagai tunjangan. Dalam hal ini pola pemacahan masalah akan lebih
sesuai. Misalnya Anda pertama-tama akan mengatakan adanya permasalahan pendidikan
akhir-akhir ini: Banyak perusahaan merekrut lulusan yang bermutu dari perguruan
tinggi terkemuka, banyak guru meninggalkan profesinya setelah dua atau tiga
tahun, dan kegiatan mengajar akhirnya dianggap sebagai pekerjaan kelas dua. Pada
bagian kedua dari pembicaraan, Anda mungkin mempertimbangkan beberapa saran
pemecahan yang mungkin. Gaji guru harus bersaing dengan gaji yang ditawarkan di
sektor industri, tunjangan yang diberikan kepada guru harus cukup menarik
dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh sektor industri, dan status profesi
mengajar harus ditingkatkan.
I.
Ada tiga masalah yang dihadapi di bidang pendidikan
A. Industri menawarkan imbalan yang
menarik kepada lulusan terbaik.
B. Banyak guru bermutu yang meninggalkan
bidang pekerjaan mereka setelah dua atau tiga tahun.
C. Mengajar sekarang merupakan pekerjaan
kelas dua.
II.
Ada dua pemecahan pokok dalam menghadapi masalah ini.
A. Gaji guru harus dinaikkan.
B. Tunjangan bagi para guru harus
menarik.
C. Status profesi mengajar harus
ditingkatkan.
Pola
Topik. Barangkali pola
yang paling populer dalam mengorganisasi adalah pola topik, yang membagi
pembicaraan ke dalam beberapa topik pokok. Misalnya saja, pembagian
pemerintahan akan lebih cocok jika disajikan dalam pola topik:
I.
Kekuasaan
legislatif dikendalikan oleh DPR.
II.
Kekuasaan
eksekutif dikendalikan oleh Presiden.
III.
Kekuasaan
yudikatif dikendalikan oleh Mahkamah Agung.
Berbagai topik mengenai masalah lulusan universitas, kegiatan studi loiteratur, dan agama di dunia, merupakan contoh yang sebaiknya diorganisasi menurut pola topik. Setiap topik dibagi menjadi beberapa subtopik atau bagian yang masing-masing sama pentingnya.
7. Kalimat dalam Pidato
Bahasa dan
kalimat yang disampaikan untuk menyajikan gagasan pokok Anda, termasuk juga
bahan-bahan pendukungnya, harus dengan mudah dipahami oleh para khalayak. Mereka
hanya mendengarkan pembicaraan Anda sekali saja, sehingga susunlah kalimat
sederhana yang mudah dicerna. Jangan membuat bingung khalayak, meskipun yang Anda
sampaikan cukup rumit, sajikanlah sederhana mungkin sehingga mudah dimengerti.
Gunakanlah kata-kata
yang sederhana daripada yang rumit, dan jelas daripada yang samar. Gunakanlah bahasa
yang personal dan informal daripada menggunakan yang formal. Kalimat yang
digunakan sebaiknya yang sederhana dan aktif daripada menggunakan kalimat yang
rumit dan pasif.
Berhati-hatilah agar jangan sampai menyinggung khalayak. Perlu diingat bahwa tidak semua dokter itu pria, dan tidak semua sekretaris itu wanita. Tidak semua orang berkeluarga atau ingin menikah. Tidak semua orang menyukai orang tua, anak-anak, dan binatang peliharaan.
8. Susunlah Kesimpulan dan Introduksi
Suatu pembicaraan
pidato, atau presentasi, sama saja halnya dengan penyajian tertulis yang harus
diawali dengan introduksi, dilanjutkan dengan isinya dan diakhiri dengan kesimpulan.
Berikut adalah beberapa saran untuk mengembangkan kesimpulan dan introduksi.
Kesimpulan.
Kesimpulan suatu
pembicaraan sangat penting, karena dengan kesimpulan itu pendengar akan
mengingat dengan jelas apa yang baru diketahuinya. Kesimpulan sering kali akan
menentukan citra Anda dan apa yang dipahami oleh pendengar.
Pada kesimpulan
(1) berikanlah beberpa ringkasan yang penting dari isi pembicaran, barangkali
berupa gagasan pokok atau mungkin hanya sekadar ide dasar yang Anda sampaikan,
dan (2) sajikan sari dari pembicaraan Anda secara singkat dan jelas.
Introduksi.
Introduksi suatu
pembicaraan, seperti halnya orang masuk kelas hari pertama atau orang pacaran
untuk pertama kalinya. Tahap ini menentukan irama berikut yang akan diikuti dan
harus memberikan kerangka bagi pendengarnya dan harus membantuk sikap positif
mereka baik terhadap isi pembicaraan maupun pembicaranya.
Dengan menyajikan
tahap introduksi, Anda akan mengendalikan seluruh pembicaarn di hadapan Anda dan
akan bisa melihat unsur apa yang sebaiknya dimasukkan pada tahap introduksi. Pada
tahap introduksi, lakukanlah dua hal. Pertama, tariklah perhatian para khalaya.
Lakukan hal ini dengan menekankan pentingnya topik yang Anda sajikan, sampaikan
suatu cerita relevan yang menarik, ambil beberapa fakta kecil atau statistik
sederhana, atau gunakanlah beberapa peralatan yang sesuai yang dapat membantu
menarik perhatian.
Kedua,
berorientasilah pada pendengar. Berikan mereka sedikit gambaran mengenai apa
yang akan Anda bicarakan.
Demikian
merupakan tahap-tahap yang harus diperhatikan sebelum berpidato. Semoga Anda sukses
dalam berpidato dan semoga artikel ini dapat membantu !
Sumber: A
Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Tangerang Selatan: KARISMA
Publishing Group.